Posted in Langit Senja, Review

Baby Play Yard ACE Hardware

Saya jarang sekali bahas tentang barang-barang yang biasa saya pake sehari-hari. Tentang Langit pun hampir ngga pernah saya bahas apa yg dipake, makanan yang dimakan, dan lainnya. Karena saya pikir ngga ada yg spesial banget sampe harus ditulis.

Tapi yang ini, saya akan tulis. Mungkin yang baca ada yang punya bayi baru mulai mau berdiri dan jalan, bisa jadi bahan masukan.

Play yard ini kita beli waktu Langit sudah mulai berdiri dan bergerak kesana kemari yang semakin sulit dijagain. Sebelumnya kita udah punya satu Play Yard yang dibuat pesen sama tukang dari rotan. Umurnya udh hampir 10 tahun, almh ibu saya yang pesen waktu adek sepupu saya masih bayi. Karena rumah tingkat dua, dan saya suka banyak urusan di lantai bawah kaya masak dan beres-beres, maka diputuskan buat ditaro di bawah supaya saya bisa kerja dengan tenang tanpa khawatir Langit jatuh waktu main.

Ternyata, semakin kesini, kita ngerasa semakin kewalahan juga di atas karena Langit maunya kesana kemari merangkak dan berdiri. Ngga mungkin juga dipegangin terus-terusan. Pak dokter, kaya biasa, langsung semangat banget kalo udah urusan beli-beli. Liat di internet mau nyewa kok mahal ya.lebih mahal dari beli jatohnya.

Baca salah satu blog review tentang portable play yard,bagus emang dan enak bisa dibawa-bawa. Tapi, begitu tau harganya langsung meringis. Kemahalan kalo buat kita. Cari yang second di internet yang ada kok ngga jauh beda sama beli baru. Sempet beneran kepikiran buat sewa aja. Tapi masih ragu juga.

Sampe saya inget dulu pernah main ke rumah sahabat almarhum ibu saya, liat dia lagi jagain cucunya yang ditaro di box gitu. Saya langsung whatsapp tanya beli dimana. Sebenenrnya sih, sedikit ngharep juga sapa tau dia mau nawarin pinjem,hahaha. Dan, setelah dia tanya ke anaknya, dia bilanh itu ada di ACE Hardware.

Saya langsung seneng dengernya. Karena paling ngga, tempat nyarinya ngga ribet. Kebetulan mal komplek juga punya ACE, dan pas banget itu hari Minggu, Pak dokter ngga jaga dan kita emang mau ketemuan sama ibu bapak di mal itu. Jadi, selesai makan siang langsung berangkat ke ACE.

Tanya sama mbak-mbaknya awalnya bilang ga ada. Tapi penasaran kan,mungkin aja dia emang ngga tau bukan ngga ada. Kita coba muter dulu dan Voila! Ternyata ada! Cukup gede diantara barang2 mainan anak-anak lain.

Kita tanya-tanya sama mas-masnya yang sangat ramah dan tau banget tentang produk ini. Pas nanya harganya,langsung diem dulu. Pergi dulu sambil mikir. Sementara Pak dokter udah semangat bener ngomporin buat beli sekarang juga.

“Udah yang,beli aja. Toh kan kepake juga”

“Kalo ngga sekarang kapan lagi ada waktu gini”

Soal belanja, suami saya lebih cocok jadi ibu-ibu dibanding istrinya.

Setelah menimbang-nimbanh sambil mengultimatum kalo ngga boleh jajan apa-apa lagi abis beli ini, akhirnya saya relain kartu debit digesek. Pulanglah kita dengan mainan baru.

Ternyata Alhamdulillah ngga nyesel sama sekali. Sebagai perbandingan, harga yang kita liat internet bisa sampe 1,5 juta. Adek ipar saya ke pasar gembrong pun sama, kisaran harganya 1,2-1,5 juta. Untung dia ngga jadi beli. Abis denger saya beli play yard ini dengan harga di bawah sejuta, besoknya dia beli juga yang sama:mrgreen:

Play yard ini ukurannya sedang dan ngga makan tempat buat rumah saya yang ngga gede, sehingga ga keliatan menuh-menuhin ruangan. Masangnya juga gampang, tinggal dikaitin antar rangka, tanpa obeng atau apapun. Saya juga bisa sendiri, tapi tetep minta tolong Pak dokter sih.

Selain mainan dan boneka, saya juga taro kasur kecil, bantal gede dan matras tipis supaya kalo Langit jatoh-jatoh, yang mana itu pasti, kepalanya ga kena ubin. Dan, kalo saya atau yang jaga mau main di dalemnya bisa sambil tiduran😂

Ini sangat membantu banget. Langit bisa saya tinggal mandi, solat, atau sambil nonton korea tanpa harus khawatir atau megangin kesana kemari. Oya, karena bayi biasanya lebih pinter, bagian depan yang ada pintunya, saya geser ke samping dan ditutupin bantal gede. Jadi, saya ngga perlu khawatir dia bisa buka pintu dan keluar. Ternyata emang bener yang saya pikir. Sepupu Langit, anaknya adek suami saya, tiap ditaro disini maunya buka pintunya terus karena emang ada gagang yang mencolok gitu warna kuning. Jadi, malah repot bener karena dia maunya keluar terus. Emang jadi orangtua harus lebih panjang akal dari anak. Lebih pinter belom tentu. Hehe😎

Di sini, Langit juga bebas berdiri dan jatoh berkali-kali tanpa sakit. Awal-awal sih nangis tiap jatoh bunyi keras. Lama-lama, kalo jatoh dia mikir dulu. Diem dulu, seakan-akan mikir ‘perlu nangis ngga ya’ , biasanya saya langsung alihkan perhatiannya supaya ngga sampe nangis. Sekarang dia udah bisa thawaf keliling play yard cepet banget. Trus suka manjat bantal gedenya juga. Kadang-kadang mikir apa anak cewe bisa selasak ini ya. Oya, play yard ini ada musiknya juga lho. Tinggal kasih batere, pencet tombolnya, nyanyi deh.

Jadi, buat yang punya bayi atau mau patungan kasih kado ke temen yang punya bayi, play yard ini sangat berguna banget. Patungan bersepuluh masing-masing 100rb udah bisa beli ini masih kembali seribu. Oke kan?

image

image

Ada dua pilihan warna, krem coklat sama merah biru. Saya pilih ini karena emang tinggal ini dan pas banget ngga suka merah biru.

Good job, ACE!

Posted in Review

Baby’s daily routines

I always believe that as well as an adult, a baby likes a routine too for daily life. Along these 6 months, Langit also has her routines which I believe hers is following mine.

I always wake up around 3.00- 3.30 am because I have to prepare breakfast before subuh. It has been pretty longtime since I have this habit of having breakfast before subuh. It also inherited from my mum. Then I realize Langit does it too once she is able to sleep overnight.

After having meal three times a day, I set new routine l. As the work load is getting bigger, I really have to manage the time better so I can rest without neglecting the works. It’s been three weeks and it works pretty well. How do I know?
I still can manage to watch korean dramas and prepare her meals from the scratch.

Here is Langit’s time table :
3.30
Wake up and having breast-milk

4.30
Second breast-milk while watching mom prays and recites Qur’an then listening to Almatsurat on the radio.

5.30
Send daddy off to work and having breakfast

6.15
Take and play a bath

7.00
Morning sleep

8.30
Wake-up, having breast milk, play. After this, sometimes she likes having another sleep.

11.45-12.30
Lunch

13.00
Nap time

14.45
Wake-up, having breast milk and play before afternoon meal is ready.

15.45-16.30
Early dinner

16.30
Afternoon bath

17.00 – 19.30
Having breast-milk few times and play and end the day by having last long breast-feeding until fall asleep.

That’s it. It may not always be the same but, it also doesn’t vary much. Thus, I always see the time. I need my rest too. But, I don’t like it if having a rest while there are many things undone.

So, it is proven that taking care a baby alone is pretty doable as long as you stick to the schedule and manage your time well.

This post is written with a clear-head, when Langit is sleeping, and nothing needs preparation for lunch.

A bientôt!

Posted in Maternité, Review

Eating Rules

It has been almost two weeks since Langit’s first eating. So far, Alhamdulillah we are doing well. On the second week, she started tasting a mixture from fruits and vegetables. She seems have no particular likeness toward the food given, but the good news is whatever I gave her, she finished it. No matter how (I made her do that).

I would not write about what menu she had like others. I had other things I learnt and maybe it is something better to write. There are several rules that I set for myself and her :

1. Feeding only can be done one on one. Me and her and plus one other person is still allowed.

This is very important because when we feed a baby, the more the merrier is not applicable. It only makes the baby being distracted from eating. Then, she will start feeling bored and cranky.

Last week, we had grandma and grandpa during lunch and it was pretty disaster. She seemed confused and to add more, le husband asked me to feed her. After 15 minutes, she started being cranky and others said that she didn’t like the food or didn’t feel like to eat anymore.

Trust me, It was nothing about that. I always try first everything I give her. So,I decided to take her to the kitchen and restarted. Then, she finished it all. Until the last drop.

2. All food should be finished in the time limited. Breakfast and lunch maximum is 40 minutes while mix fruits in the afternoon 20-30 minutes.

Underline the first phrase. It is not about the time first. The more important that she finished the food. So, during the feeding, I also sing, play voices, make funny gestures. On my right hand is spoon while on my left hand is a bowl and a toy altogether. I choose a toy that I can wear on my fingers. The other help is from the cute glass of water. She likes water and the picture on the glass. It works for me during these 2 weeks for three times a meal a day.

3. Sit when the baby eats.
I believe everyone agree about this. No further explanations.

4. Be patient.
Patience is obviously needed in large amount.

5. Be considerate about the baby’s preference, and be creative.

Although she always finishes all the food I made, she is not always fond of everything. When this happens, it needs more efforts to make her finished her plate.

6. Always,always prepare a back-up plan.

Back-up plan means I have more than an option to be given in one meal time. Just in case something happens with the initial plan, I have back-up(s).

There are some of my basic rules. I take eating very seriously. I believe there are three things that parents should never compromise to give it to their children are health, nutrition, and education.

Those three might be pretty expensive and not easy at all. But, we only reap what we sow. The result will be only seen in the long-term. No one would like to receive bad result. Thus, let’s bear the hard work for now. Because, hard work and patience will not betray.

Posted in Langit Senja, Review

Melahirkan di RS Sam Marie Basra (Updated-linked to the birth story)

(Update) : Beberapa kali liat stats blog ternyata post ini lumayan banyak yang baca. Jadi saya mau sedikit nambahin gambaran biayanya.

Waktu hamil, pernah search review tentang melahirkan di Sam Marie Basra tapi ngga ketemu satupun. Jadi, pengen aja nulis tentang tempat orang-orang yang bantu Langit dari dalam kandungan sampai lahir. Jadi, kalo satu saat Langit baca dia juga tau:)

Sebelum mutusin mau kontrol dimana, kita dateng ke dua RS. Cuma dua pilihan itu yang penting deket rumah. Jadi kalo nanti mau kontrol atau lahiran ngga pake macet-macetan.

Pertama ke Sam Marie, resepsionisnya responsif, RSnya juga ngga terlalu gede tapi bersih. Pertama kali masuk suka sih, emang maunya bukan RS gede yang pasiennya banyak. Kita tanya-tanya tentang melahirkan cesar disana dan dikasih mini leaflet dan brosur tentang paket melahirkan di sana. Tanya-tanya juga tentang biaya kontrol perbulan.

Selesai dari sana, kita ke RS  satunya lagi di Pondok Bambu. Kebetulan pas kita dateng lagi ada renovasi jadi agak kotor. Masuk lobi agak gelap penerangannya, beda sama SMB yang terang. Ke informasi cuma ada satu mas-mas, entah dia emang petugasnya atau emang jaga aja disana. Nanya-nanya cuma dikasih brosur. Udah. Banyak bener yang minus untuk kesan pertama.

Di rumah, liat dan bandingin harga antara SMB dan yang satu, yah, mungkin emang ada harga ada rupa. Lumayan jauh beda biayanya. Akhirnya tetep mutusin ke SMB, selain kesan pertamanya oke dan rencananya mau kontrol ke Prof yang dulu dosennya pak dokter. Biayanya masih bisa diusahain insya Allah.

(Update) : Biaya kontrol per datang sedikit berbeda antara Prof dan Obgyn lainnya. Waktu zaman saya hamil, biaya konsultasi ke Prof sekitar 300-350 ribu, sedangkan obgyn lain sedikit di bawah 300 ribu. Tapi, terakhir kali kontrol ke dsa ada pengumuman yg menyatakan per November 2014 ada kenaikan untuk pasien Prof. Berapanya saya ngga tau pasti.

Selama hamil, selain ke Prof sempet ke dr Nurhidayat juga dua kali. Beliau juga spesialis fertilitas kayak Prof. Sempet ke dia waktu tiba-tiba keluar flek pas hamil 6 bulan dan di satu kali kontrol pasien prof penuh dan kita ngga kebagian. Kebetulan pas dr Nur juga praktek, jadi ke dia lagi. Alhamdulillah dua-duanya baik dan enak buat ditanya-tanya.

Waktu hamil 6 bulan keluar flek sempet dirawat sehari. Kita ambil kamar yang semi-vip. Kamarnya seorang satu, cukup luas, ada sofabed dan harganya masih di bawah satu juta. Dikasih Aqua 1,5L dan ada beberapa minuman kotak lain seperti buavita. Menurut saya cukup bagus dan sesuai sama harga yang dibayar. Alhamdulillah cuma sehari dan udah boleh pulang besok siangnya.

(Update): sebelum lahiran, kita udah bener-bener hitung kira-kira akan ambil kamar apa. Uang yang disiapkan juga untuk melahirkan cesar, buat jaga-jaga. Rencananya, berdasarkan brosur paket melahirkan dari Sam Marie tahun 2014, kita mau ambil kalau untuk normal 3 hari yg kamar semi-vip biaya sekitar 17 jutaan. Saya agak lupa itu termasuk apa aja. Tp seandainya musti cesar kita akan ambil kelas 1 sekamar berdua. Itu total biayanya sekitar 14-15 juta. Terus terang, selain ngebayangin melahirkannya, liat biayanya juga bikin deg2an -___-.

Waktu lahiran, dateng ke RS kamis siang ke IGD dulu dicek. Karena ternyata udah bukaan 3, langsung disuruh daftar kamar. Berarti Alhamdulillah kemungkinan besar saya bisa melahirkan normal. Untuk cerita proses melahirkannya udah saya ceritain di post ini

Tapi, sayangnya saat itu kamar Semi-VIPnya ngga ada. Pilihannya antara kelas 1 (2 orang sekamar) dan VIP. Liat-liat bedanya cuma seratus ribu, jd akhirnya pilih VIP. Kamarnya sih ngga jauh beda sama yang semi, cuma lebih luas aja. Di Sam Marie ruang rawatnya hanya satulantai di lantai 3. Jadi, memang agak untung-untungan kalo harepin pas Semi-VIPnya kosong. Tapi, Alhamdulillah karena bisa normal, masih oke buat upgrade ke VIP.

Untuk service, suster dan bidannya hampir semua baik dan ramah. Entah kelas kamar berpengaruh apa ngga ya,hehe. Tapi yang jelas mereka cukup helpful banget selama tiga hari dirawat disana.

Makanannya buat saya cukup enak. Kaya masakan rumahan. Bukan yang bisa milih mau masakan western atau apa kaya di rs tempat almh ibu saya dulu dirawat memang. Tapi buat saya oke. Dapet makan pagi, siang, malam dan snack dua kali. Satu yang saya kurang suka di makanannya adalah sarapannya. Hari pertama nasi goreng, hari kedua bubur, hari ketiga roti. Jadi makin turun,hehe.

Dokter-dokter disana kebanyakan setau saya dari UI. Berhubung Prof Jacoeb yang punya emang dosen dan guru besar (kalo ngga salah) UI. Pak dokter masih sempet diajar dia pas S1. Makanya tiap kontrol Alhamdulillah jasa dokternya ngga dicharge sama Prof:D

Tapi, pas melahirkan saya dibantu sama dokter lain yang ternyata menantu Prof. Yang ternyata juga lulusan obgyn UI temen seniornya pak dokter. Lebih ternyata lagi, dia juga suami kakak kelas saya pas di semabel. Kakak kelas saya dokter juga spesialis kulit dan kelamin. Keluarga Prof itu kayanya semua pinter, ganteng, cantik dan well-being. Mungkin ada cucu laki-lakinya buat nanti kalo Langit udah gede.

Ni cerita jadi kemana-mana. Pokoknya pas lahiran Alhamdulillah cukup lancar biarpun seinget saya itu semua dokter,suster sempet frustasi juga karena saya salah ngeden berkali-kali. Mungkin sepuluh kali ada. Atau lebih. Entahlah. Yang jelas, aduh kalo inget itu rasanya kaya ngga percaya bisa lewatin semua. Belum pas selesai dijahitnya. Ampuunn, kayanya tiap inget langsung bergidik sendiri. Sakit.
Alhamdulillah lagi dokternya rapi jahitnya,jadi ngga ada jahit ulang segala. Nulis ini sambil ngebayangin aja lemes-_-

Di sini juga Pro ASI dan rooming-in. Waktu hari kedua ASI blm keluar seharian,sama sekali ngga ditawarin untuk pake sufor. Tiap dateng suster-susternya selalu bilang , ” ga papa bu,nyusuin terus aja. Nanti keluar kok”. Bener aja,besoknya bukan cuma keluar, tapi bengkak sampe panas banget badan kerasanya. Langit pun nyusu kaya balas dendam, ngga berenti-berenti.

Soal harga. Sam Marie emang di atas harga rs lain yang sekitarnya. Asuransi yang kerjasama cukup banyak. Cuma ngga merhatiin berhubung saya bayar pribadi.Makanya mungkin dia ngga serame RS ibu dan anak yang di Pondok Bambu itu. Dulu, sempet juga mau coba kesana. Cuma beberapa kali orang ada aja yang bilang jangan kesana. Jadi ya ngga kesana juga. Mungkin agak males pindah-pindah juga.

Saya sih cukup nyaman banget disini. Naik mobil cuma 10 menit. Pernah kontrol naik angkot juga. Jalan kaki 5 menit,naik angkot tinggal lurus 5 menit. Ngga pake macet. Dokternya oke dan ngga pake lama antrinya. Bersih dan ngga berisik. Sejauh ini belum ada komplain dan ngga kepikir buat pindah RS.

Mungkin itu kali ya. Semoga kalo ada yang baca bisa bantu buat jadi bahan pertimbangan.

Sekian.